Jakarta, AHAD.CO.ID- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak menyindir pihak-pihak yang mengirim karangan bunga tanpa nama jelas. Menurut Dahnil para pengirim karangan bunga sama seperti buzzer di sosial media yang hanya membuat gaduh.
“Karangan bunga yang tidak jelas itu kan sama dengan akun-akun buzzer alias tuyul sosmed di media sosial, tujuannya adalah membangun stigmatisasi dan tuduhan kepada kelompok yang lain adalah radikalis dan stigma-stigma,” tulis Dahnil di laman Facebooknya, Rabu (3/5).
Menurutnya, mendukung Kapolri untuk lawan radikalisme itu baik dan penting, “namun catatan saya adalah, masalah utama negeri kita saat ini adalah tidak hadirnya keadilan hukum dan Ekonomi,” imbuhnya.
Ketika penegak hukum berlaku tidak adil, lanjut Dahnil, maka di situ benih radikalisme mudah lahir. Ketika kebijakan ekonomi melahirkan ketimpangan, politik yang tak berkeadilan maka disitu benih radikalisme mudah lahir.
“Jadi, stop politisasi dan dagang radikalisme dan toleransi, Karena mayoritas Rakyat Indonesia itu pasti anti radikalisme dan merawat Toleransi yang otentik,” tegasnya.
Dahnil menyarankan, “para anonymous” itu jangan kirim karangan bunga, karena menurutnya tidak produktif dan mubazir.
“Kirim saja dukungan dalam bentuk bunga hidup, kan kelihatan indah, karena bisa menghiasi Mabes Polri bahkan bisa membantu mendorong gerakan lawan perubahan iklim, dan penghijauan. Itu lebih bermamfaat,” katanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, setelah Kantor Balai Kota DKI Jakarta, kini giliran Mabes Polri kebanjiran karangan bunga. Isi karangan bunga itu memberikan dukungan kepada Kepolisian untuk memerangi radikalisme. Namun seperti di Balai Kota, nama pengirim karangan bunga di Mabes Polri pun tidak jelas dan tidak ada yang menggunakan nama asli.
Reporter: Damar AH
Editor: Daniel Amrullah